Gue nunggu-nunggu banget tanggal 1 Maret kemarin.
Setelah tagline “Kerja hari ini, besok kita ke pulau!” gue sebar sana sini.
Akhirnya gue ngelancong juga ke Pulau Pahawang Lampung.
Dan…
Gue ngabisin waktu 4 hari 3 malam di bumi yang terkenal dengan gajahnya itu.
Walaupun pas ke sana, gue enggak liat gajah beneran satupun 😂
Jadi, gue stay satu malam di Pulau Pahawang, satu malam berikutnya di Kota Bandar Lampung dan satu malam terakhir di Teluk Kiluan.
Gue berangkat dari Jakarta ke Lampung naik pesawat Sriwijaya pukul 7 pagi dan baru aja gue duduk, merem-merem dikit dan baru buka snack-nya tiba-tiba udah sampe. Penerbangannya cuma 30 menit cuy!
30 menit setara dengan gue mandi + keramas + keringin rambut.
Asli, cepet banget. Haha
Sebetulnya sama kaya pergi ke Roma, ada banyak jalan menuju Lampung.
Selain naik pesawat, ke Lampung bisa juga dengan cara ini:
1. Naik Damri dari Stasiun Gambir turun di Stasiun Tanjung Karang, Bandar Lampung. Rutenya mulai Jakarta – Merak – Bakauheni – Stasiun Tanjung Karang dengan perkiraan waktu 6 jam.
2. Ngeteng gonta ganti kendaraan. Cara ini buat Kalian yang punya banyak waktu tapi enggak punya banyak duit. Kalian bisa berangkat dari Jakarta ke Merak dulu, bisa naik bus dari Terminal Pulogadung, Kampung Rambutan, Tanjung Priok atau Kalideres. Seudah sampai Merak lanjut ke Bakauheni naik kapal. Lanjut dari Bakauheni bisa naik bus atau travel buat ke Bandar Lampung.
3. Bawa motor atau mobil sendiri, kalau bawa motor perjalanan paling lama 9 jam dan kalau bawa mobil, perjalanan lebih cepet, bisa cuma 7-8 jam.
4. Atau, naik travel, kita bisa naik dari kota mana aja, tergantung posisi Kalian lagi di mana. Normalnya naik travel itu sekitar Rp250.000-Rp300.000 buat sampai Lampung. Kalian cukup duduk manis lalu sampai Lampung, as simple as that!
Dan ini, kisah perjalanan gue…
Kebetulan trip gue kali ini gratis dari kantor. Semua udah diurus kantor, busnya, itinerary-nya, akomodasi sampai makanannya.
Iya, semua gratis.
Kantor gue emang seneng kasih yang gratis-gratis walau cuma setaun sekali 😂
Ini nih yang disebut outing, so gue berangkat enggak sendirian.
Gue ke Lampung bersama temen-temen 1 kantor, ya sekitar 387.890 jiwa-lah.
Yeay! Welcome to Bandar Udara International Radin Inten II.
Kami sampai sekitar pukul 8 dan siap-siap langsung ke Pulau Pahawang Lampung.
Dari Kota Bandar Lampung menuju pulau, kita butuh waktu sekitar 2,5 – 3 jam naik bus.
Lumayan lama, seharusnya sih bisa ditempuh dengan waktu 1,5-2 jam. Cuma karena jalanannya kecil dan berlubang itu bikin perjalanan jadi sedikit terhambat.
Karena kurang tidur, setelah sarapan nasi uduk khas Lampung yang disiapin orang trip-nya, gue tidur dan kebangun. Kebangun karena jalanannya mulai turun naik, belok-belok, berlubang sampai jalanannya mengecil jadi jalan 2 arah itu bener-bener susah.
Akhirnya gue nontonin perjalanan yang super itu, secara bus gue gede banget, bus pariwisata berkapasitas 60 orang dan ada toiletnya, jalan di desa, dan mepet-mepet banget sama kendaraan yang lawan arah. Seru sih!
Dan gak lama keseruan itu berakhir, gue tiba di Dermaga Ketapang.
Dermaga Ketapang terletak di Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran. Dermaga ini menjadi pintu masuk gue dan temen-temen untuk menuju Pulau Pahawang Lampung.
Dari dermaga kami naik kapal yang berkapasitas 25-30 orang dan menghabiskan waktu 1 jam untuk mencapai pulau.
Sepanjang perjalanan gue sangat-sangat menikmatinya, hokinya matahari enggak terlalu menyengat siang itu, ombak juga gak terlalu besar dan kami bisa duduk di atas kapal.
Akhirnya kami sampai di Pulau Pahawang dan di sana kami tinggal di home stay yang posisinya tepat menghadap ke laut.
Gila, gue berasa jadi orang kaya banget.
Eh, udah sampe nih.
Apa aja sih yang bisa kita lakuin di Pulau Pahawang Lampung?
1. Ngepantai
Okay, ini saatnya tanning.
Ngg..
Iya, sebenernya kulit gue udah cokelat sih, cuma cokelat muda dikit.
Dan gue sebenernya enggak berharap kulit gue makin gelap.
Cuma ya begimana lagi? Ini udah resiko jadi anak pantai 😂
Ada banyak hal yang bisa kita lakuin di Pulau Pahawang, yang pertama jelas ngepantai.
Pahawang sendiri buat gue semacam surga tersembunyi.
Pulaunya indah, menarik!
Letaknya di Lampung Selatan, tepatnya sih di Kecamatan Punduh Padada, Kabupaten Pasawaran.
Pulau ini luasnya lebih dari 1 Hektar dan terdiri atas Pulau Pahawang Besar dan Pulau Pahawang Kecil.
Berdasarkan kabar yang sampe ke telinga gue, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam APBN Perubahan tahun 2013 menganggarkan dana pendampingan buat mendukung pengembangan sarana wisata di seluruh Indonesia, dan salah satunya yang dapet dana itu adalah Pahawang, guys!
Nah, semoga ya, semoga dari dana itu, warga sekitar makin kreatif buat “menjual” Pahawang ke wisatawan yang mau ke sana.
Terus pulau ini punya 6 dusun di dalamnya, ada dusun Suakbuah, Penggetahan, Jeralangan, Kalangan, Pahawang serta Cukuhnyai.
Keseluruhan jumlah penduduk ada 1.533 jiwa serta 427 kepala keluarga.
Kebetulan gue bermalam di Pulau Pahawang Besar yang penduduknya enggak begitu banyak, gue sempet explore dikit dan cuma ketemu beberapa rumah warga.
Kalau kata temen gue, Diva, “Kalau ada yang nyolong motor malem, besoknya juga langsung ketauan siapa yang ngambil.” 😂
Oh ya, di sana pakai tenaga surya untuk menghidupkan listriknya, di jam-jam tertentu pasti akan mati untuk menghemat listrik.
Rata-rata rumah warga di sana juga dijadikan home stay dan mereka berjualan mie instant, gorengan, dll.
Nah, ini pasti yang Kalian tunggu-tunggu, nama pantai terdekat yang gue kunjungi.
Selama di Pahawang, gue ke 3 pantai ini. Check this out!
1. Kelagian Lunik
Pantai Kelagian Lunik ini jaraknya deket banget sama home stay gue, cuma butuh waktu 30 menit buat sampe ke sana.
Kebanyakan orang ke pantai ini buat snorkling, mancing atau berjemur di pasir putih yang halus banget kaya bedak bayi.
Kalau airnya, jangan ditanya…
…jernih banget, bikin gue gak tahan buat berenang di pinggir pantainya.
Eh iya, pulau ini enggak berpenghuni lho. Jadi buat Kalian yang suka lapar (kaya gue) kalau lagi main air, jangan lupa bawa snack ya!
Terus, buat yang mau camping di sini juga bisa, Kalian bisa bawa tenda sendiri tapi kalau mau nenda, kita tetep harus bayar. Tenang, harganya cukup terjangkau kok.
2. Pulau Pahawang Kecil
Di mana ada luas pasti ada sempit, ada manis ada pahit, ada pertemuan ada perpisahan.
Sama ini juga…
…ada pulau pahawang besar dan ada pulau pahawang kecil 😂
So, gue dan temen-temen singgah juga ke Pulau Pahawang Kecil.
Walau namanya Pulau Pahawang Kecil, di Lampung sendiri, Pulau ini dikenal dengan nama Pulau Perancis.
Kenapa begitu?
Info dari local guide gue, karena yang punya pulau Pahawang Kecil itu adalah orang Perancis, namanya Mr Joe.
Mr Joe ini sering dateng buat istirahat di villa yang dia bikin sendiri. Kalau lagi ditinggal villanya, ada orang Pahawang yang dia percaya buat jaga.
Villanya cantik banget, dibalut desain arsitektur Jawa kuno yang terdiri dari 3 rumah joglo, 1 joglo utama buat ruang tamu dan 2 joglo lagi buat kamar tidur. Tapi kita gak bisa foto di dalam atau di dekat villanya karena ada batasan untuk wisatawan buat singgah ke pulaunya.
Terus Mr Joe juga punya Villa Kudus di daerah Pahawang Besar, dekat home stay gue letaknya.
Konon katanya, Mr Joe ini sangat baik hati.
Dia ikut berperan dalam kegiatan buat memajukan pendidikan di Pulau Pahawang Lampung dengan cara memberikan beasiswa untuk anak-anak bersekolah dari SD sampai kuliah.
Terlepas dari sejarah Mr Joe dan villa-nya, gue juga tertarik dengan Pasir Timbul di pulau ini.
Pasir Timbul ini menghubungkan 2 pulau dan cuma bisa dilihat ketika air laut surut aja.
Dan hokinya gue, pas sampe, air lautnya lagi surut jadi gue bisa turun dan explore daerah sana. Terus ada pohon bakau yang instagramable banget buat dijadiin spot foto.
3. Tanjung Putus
Setelah denger nama Tanjung Putus, pasti Kalian langsung kepikiran kenapa namanya itu?
Kata local guide gue:
Pulau ini sebenernya menyambungkan dataran Sumatera Mbak, tapi kalau laut pasang maka datarannya akan terpisah dan jadi sebuah pulau.
Gitu deh jawabannya.
Tapi asli, tempat ini asyik!
2. Snorkeling
Gue sebetulnya enggak bisa berenang, Cuma sok-sok-an aja berani nyebur.
Sayang banget keles kalau Kalian udah sampe sana dan Kalian skip cuma karena gak berani turun.
*tiba-tiba gue diamuk cewe-cewe kantor yang gak berani turun waktu itu 😂
Jadi, pertama gue snorkeling di Taman Nemo dan di sekitaran Tanjung Putus.
1. Taman Nemo
Tempat snorkeling yang udah nge-hits dari 2011 ini jadi destinasi wajib wisatawan kalau ke Pulau Pahawang Lampung.
Gimana enggak?
Katanya gak afdol kalau belum foto underwater di sana.
Di spot-spot bawah laut begini, masyarakat Pulau Pahawang Lampung sengaja meletakan candi buatan, gapura dan plang tulisan semacem Taman Laut Pahawang untuk wisatawan berfoto.
Asyik banget snorkeling di sana!
Karena mata kita akan disuguhkan banyak pemandangan ikan nemo, terumbu karang biru, anemon-anemon kecil berwarna warni yang jadi rumah ikan-ikan badut sampai rumput laut yang bergoyang ke kiri dan ke kanan.
Sedikit tips aja nih, jangan lupa bawa roti tawar untuk kasih makan ikan di sana 😊
2. Tanjung Putus
Kita gak cuma bisa ngepantai aja di Tanjung Putus tapi juga bisa snorkeling di sekitaran sana.
Menurut gue, pemandangan underwater-nya lebih kece dibandingkan Taman Nemo.
Di spot ini, kita akan lebih sering bertemu dengan schooling fish yang hilir mudik. Karang-karangnya juga lebih rapat.
Lokasi buat snorkeling gak jauh dari Tanjung Putus, sekitar 15 menit aja.
Memang snorkeling-nya gak boleh deket bibir pantai, buat menghindari laut yang terlalu dangkal. Soalnya kalau perahu berhenti di bibir pantai, bisa-bisa bikin karang tergores, terus patah dan rusak. Ditambah lagi biasanya di pinggir pantai ada hewan-hewan baracun kaya bulu babi, crown of thorns sea star (bintang laut berduri), ikan batu, dan pari ini yang kadang ngumpet di pasir dan di balik terumbu.
3. Ngobrol sama warga sekitar
Sore itu setelah snorkeling, gue sama Sindhi lebih milih explore daerah sekitaran home stay daripada makan mie instant. Walau ujung-ujungnya gue tetep jajan mie instant juga.
Gak lama kami jalan kaki, ini view yang kami lihat.
Gak cuma nemu itu aja guys tapi kita ketemu yang lebih menarik. Apa ayo kira-kira?
Ngobrol sama warga, yap!
Ada sekumpulan warga yang keliatannya lagi nyari-nyari benda di pinggir pantai.
Karena penasaran, akhirnya gue sama Sindhi ke sana terus ngobrol.
“Bu, lagi nyari apaan tuh?” Tanya gue
“Ini lagi nyari jodoh neng, kadang jodoh itu enggak perlu jauh-jauh dicari karena sebenernya dia ada di deket kita.”
Eh, kok jawabannya begitu ya?
Ngg.. maksudnya ini jawaban si Ibu.
“Lagi nyari kerang, biasa, buat dimakan…”
Jadi, berdasarkan obrolan kami dengan para perempuan di pinggir pantai waktu itu, mereka kalau sore atau pas air laut lagi surut pasti nyari kerang.
Eh, ini kerang bukan sembarang kerang.
Namanya kerang bergerak.
Biasanya, kerang dikumpulin buat dimasak terus dimakan atau dijual ke rumah makan dan pedagang ikan (pelele) keliling atau pelele di pasar ikan. Tujuannya buat menambah penghasilan keluarga.
Mereka mencari kerang pakai tangan aja cuma buat memisahkan daging kerang dengan cangkangnya, warga sini menggunakan alat pencungkil.
Walau mayoritas dari mereka itu perempuan, dalam sehari mereka bisa mengumpulkan 20-30 kilogram cangkang kerang. Keren banget gak sih?
Eh iya, biasanya 1 kilogram cangkang yang sudah dikupas dijual Rp2.000/ kilo.
Selain ngobrol sama warga sana, gue sama Sindhi juga dapet oleh-oleh menarik. Kaya begini:
Nah itu dia cerita gue edisi ngelancong ke Pulau Pahawang Lampung.
Rasanya gue narsis banget, banyak pajang foto muka gue. Maafkan ya, soalnya gue biasa motoin orang atau objek lain yang menarik. Jadi, gapapa sekali-kali pajang foto sendiri haha
So, ada yang pernah ke sana? atau kalian punya pengalaman yang sama dengan gue?
Ah, gimanapun pengalaman Kalian, yuk share di kolom komen! Gue tunggu ya 😊
Buat yang belum ke sana, selamat jalan-jalan, jangan lupa cerita!
Setu banget
Asik, seru banget emang di sana kang!
Gak cuma pantai, Lampung juga terkenal sama kopinya tuh kang, kapan-kapan cobain ngopi di sana 😀
Ah perjalanan yg seru ya Mbak. Tapi sayang nya gw orang Lampung belum pernah kesini.. heheh
Terima kasih ya Mbak sudah ngetrip ke Kiluan kemarin.. 😊
Halo bang Fajrin, iya, seru abis!
Ternyata Lampung bikin orang enggak mau balik tapi gak kapok ke sana, belom ke gigi hiu soalnya 😀
Sama-sama bang, makasih sudah berkunjung ke tulisan saya 🙂
Eh sebentar, ini orang Lampung belom ke Kiluan?
Ah, nanti saya tulisn deh buat abang, saya ceritain gimana cantiknya itu teluk 😀
Ayok Mbak ke Gigi Hiu.. Sama’ Mbak Liana
Yes! Mau banget ke sana Mas.
Semoga bisa segera ke sana juga hihi
Hi Liana! Seru yaah.. aku jadi nggak sabar mau pulang dan explore Indonesia 😀
Hi Rietsi 🙋
Ayo sini pulang, Indonesia udah gak sabar buat dijelajahi 🙂
Aiiiih kakaknya udah pernah ke sana toh, duh jadi pengen mantai kak. Udah ruwet ini ngeliat macet muluk. Btw, gak ngeliat lumba-lumba di sana kak?
Haha, udah dong 😎
Kuy ngepantai pak kapan-kapan haha.
Sayangnya pas di sana ndak liat lumba-lumba, padahal sempet extend di Kiluan Kak.
Wuiih, kece! ini aku yang deket aja belom kesampaian ke Pahawang huhuhu.
Makasih mas Haryadi sudah mampir (lagi)
Asal Lampung toh Mas?
Duile, waktu saya ke Lampung, Mas juga lagi di sanakah?
Kita belum sempet jumpa atau mungkin waktu saya ke sana kita belum kenalan. Aish 😂
Sebetulnya dari tempat saya ini ga begitu jauh, tapi emang ga pernah nyempatin main ke pahawang 😉 .
Keren sih, jadi pengen.
wah, dekat dengan tempatmu kak?
nanti sempatkan waktu ke sana ya supaya liat langsung kecantikannya. Pahawang menarik, bikin betah dan gak mau pulang hihi